BuatInfo.com - Cacing merupakan binatang yang dapat hidup dimana-mana. Anda dapat menemukannya di tanah dengan mata kepala sendiri. Namun, banyak pula beragam jenis cacing yang tidak dapat dilihat dengan kasat mata, dan dampaknya sangat berbahaya bagi tubuh. Beberapa cacing yang sudah dikenal oleh masyarakat adalah cacing hati dan cacing pita (taeniasis). Namun, ternyata terdapat jenis cacing lain yang perlu diwaspadai.
Cacing mata ialah organisme cacing yang menginfeksi organ mata manusia dengan cara hidup di dalamnya. Cacing ini hidup di kelopak mata, berkembang biak dan menjadi parasit di dalamnya. Tentu cacing ini juga sangat membahayakan kesehatan tubuh Anda.
Kasus penyakit cacing mata pertama kali ditemukan di Afrika pada tahun 1895. Sebelumnya, pada tahun 1778 sebenarnya kasus cacing yang ditemukan di mata sudah ada, tetapi pada saat itu ilmu pengetahuan belum berhasil mengangkat cacing itu. Jadilah pada tahun 1895 penelitian di Afrika dapat mengungkap jenis cacing dan meneliti penyakit ini lebih jauh.
Cacing ini menyebar dari lalat Crysops Silaceae. Lalat ini hidup di tepi hutan daerah katulistiwa di Afrika yang sering hujan. Siklus hidup lalat ini juga cukup panjang yaitu sekitar 4 hingga 17 tahun. Cacing ini disebut cacing loa-loa. Loa-loa adalah nematoda filarial atau secara sederhana ialah jenis cacing yang menggunakan manusia sebagai inangnya. Model cacing ini hampir sama dengan cacing yang menyebabkan penyakit kaki gajah.
Nama ilmiah penyakit cacing mata ialah Calabar Sweiling atau lebih popular dengan sebutan Afrika Eyeworm. Saat ini, lalat pembawa cacing ini sudah sampai ke Asia, dimana lalat ini disebut Lalat Bakau. Lalat ini menyebarkan telur cacing dengan menempelkan diri pada luka manusia. Cacing ini tidak hanya parasit yang berbahaya, karena walaupun telah mati, parasit ini masih akan bertahan di dalam tubuh manusia. Darah cacing ini juga berbahaya bagi manusia, karena darahnya akan mencemari darah inangnya, yaitu manusia.
Gejala penyakit ini ialah rasa sakit di bagian mata tanpa sebab apapun, iritasi mata, mata sendat dan lama kelamaan bengkak, serta dapat menimbulkan gangguan di konjungtiva mata dan pangkal hidung. Sebagai tindakan pengobatan, penyakit ini dapat diobati dengan operasi pengangkatan cacing dari mata. Selain itu, akhir-akhir ini telah ditemukan obat dietilkarbamasin (DEC) dosis 2 mg/kgBB/hari yang dikonsumsi 3x sehari selama 14 hari.
Sebenarnya penyebaran cacing ini sangat terbatas. Untuk menghindarinya, Anda harus benar-benar menjalankan prinsip hidup sehat dan menjaga kebersihan dengan seksama. Apabila Anda sering melakukan aktivitas di hutan, maka disarankan untuk lebih waspada akan ancaman infeksi luka dan lebih mengedepankan kebersihan.
Loa loa filariasis - african eye worm
Cacing mata ialah organisme cacing yang menginfeksi organ mata manusia dengan cara hidup di dalamnya. Cacing ini hidup di kelopak mata, berkembang biak dan menjadi parasit di dalamnya. Tentu cacing ini juga sangat membahayakan kesehatan tubuh Anda.
Kasus penyakit cacing mata pertama kali ditemukan di Afrika pada tahun 1895. Sebelumnya, pada tahun 1778 sebenarnya kasus cacing yang ditemukan di mata sudah ada, tetapi pada saat itu ilmu pengetahuan belum berhasil mengangkat cacing itu. Jadilah pada tahun 1895 penelitian di Afrika dapat mengungkap jenis cacing dan meneliti penyakit ini lebih jauh.
Cacing ini menyebar dari lalat Crysops Silaceae. Lalat ini hidup di tepi hutan daerah katulistiwa di Afrika yang sering hujan. Siklus hidup lalat ini juga cukup panjang yaitu sekitar 4 hingga 17 tahun. Cacing ini disebut cacing loa-loa. Loa-loa adalah nematoda filarial atau secara sederhana ialah jenis cacing yang menggunakan manusia sebagai inangnya. Model cacing ini hampir sama dengan cacing yang menyebabkan penyakit kaki gajah.
Nama ilmiah penyakit cacing mata ialah Calabar Sweiling atau lebih popular dengan sebutan Afrika Eyeworm. Saat ini, lalat pembawa cacing ini sudah sampai ke Asia, dimana lalat ini disebut Lalat Bakau. Lalat ini menyebarkan telur cacing dengan menempelkan diri pada luka manusia. Cacing ini tidak hanya parasit yang berbahaya, karena walaupun telah mati, parasit ini masih akan bertahan di dalam tubuh manusia. Darah cacing ini juga berbahaya bagi manusia, karena darahnya akan mencemari darah inangnya, yaitu manusia.
Gejala penyakit ini ialah rasa sakit di bagian mata tanpa sebab apapun, iritasi mata, mata sendat dan lama kelamaan bengkak, serta dapat menimbulkan gangguan di konjungtiva mata dan pangkal hidung. Sebagai tindakan pengobatan, penyakit ini dapat diobati dengan operasi pengangkatan cacing dari mata. Selain itu, akhir-akhir ini telah ditemukan obat dietilkarbamasin (DEC) dosis 2 mg/kgBB/hari yang dikonsumsi 3x sehari selama 14 hari.
Sebenarnya penyebaran cacing ini sangat terbatas. Untuk menghindarinya, Anda harus benar-benar menjalankan prinsip hidup sehat dan menjaga kebersihan dengan seksama. Apabila Anda sering melakukan aktivitas di hutan, maka disarankan untuk lebih waspada akan ancaman infeksi luka dan lebih mengedepankan kebersihan.
Posting Komentar