Normal Mode
Responsive Mode

Harap Tunggu Proses Memuat Konten Halaman


Selasa, 28 Mei 2013

Sebagian orang tua menilai bahwa seorang anak menjadi nakal adalah hal yang wajar. Kemudian berbagai tindakan mereka yang bahkan kurang lazim pun seringkali dimaklumi. Padahal, mungkin saja anak tersebut mengidap gangguan mental atau mental disorder.
Penyebab anak mengalami gangguan mental atau stres

penyebab gangguan mental anak


Harvad Medical School menyebutkan bahwa 50 persen kasus gangguan mental yang terjadi selama seumur hidup sebenarnya dapat dikenali sejak usia 14 tahun. Faktanya, semakin cepat mendapat penanganan serius maka semakin besar pula kemungkinan seorang penderita gangguan mental untuk sembuh.

Centers for Disease Control and Prevention (CDC) di Amerika Serikat menjelaskan bahwa dalam rentang usia 3-17 tahun, ada sekitar 1 dari 5 anak yang mengidap gangguan mental. Gangguan mental tersebut dijabarkan sebagai Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD), yaitu gangguan perilaku, autisme, gangguan mood dan kecemasan, serta penyalahgunaan zat dan sindrom Tourette.

Pada kesempatan kali ini, kami akan mengulas tentang tanda-tanda anak Anda mengidap gangguan mental.

1. Terjadi perubahan suasana hati yang berlangsung lama
Jika mencapai sekitar 2 minggu, seorang anak mengalami perubahan suasana hati, maka dapat dipastikan anak tersebut mengidap gangguan mental serius. Misalnya, sifat hiperaktif yang berubah menjadi melankolis tanpa penyebab yang jelas dan terjadi secara cepat. Inilah yang mengindikasikan gejala awal bipolar.

American Academy of Child and Adolescent Psychiatry (AACAP) menjelaskan bahwa sekitar sepertiga dari 3,4 juta anak-anak dan remaja di Amerika Serikat didiagnosa mengalami gangguan bipolar sebelum akhirnya mengalami depresi.

2. Mengalami ketakutan yang berlebihan
Mengalami ketakutan sebenarnya menjadi hal lazim dialami anak-anak. Mulai dari takut gelap, makhluk halus, makhluk luar angkasa, atau terpisah dari orang tua. Namun, jika ketakutan yang terjadi sudah berlebihan hingga mengganggu aktivitas sehari-hari, maka perlu mendapat penanganan serius.

3. Terjadi perubahan perilaku secara ekstrem
Seorang anak yang menentang atau memberontak pada orang tua dapat jadi sesuatu yang wajar. Hal ini dapat didorong hal-hal kecil seperti keinginan mereka untuk selalu diperhatikan. Namun, ketika mereka mulai memberontak untuk hal-hal serius, tentulah tidak dapat begitu saja diabaikan.

Biasanya anak mulai memberontak pada usia 8 tahun yang dipicu gangguan oposisi pemberontak atau Oppositional Defiant Disorder (OOD). Ini merupakan fase remaja awal yang memungkinkan terjadi pemberontakan dimasa awal dan berlanjut dimasa-masa selanjutnya.

4. Terjadi perubahan fisik
Sekitar 80 persen orang yang menderita gangguan mental akan mengalami masalah berat badan atau obesitas. Jika terjadi perubahan fisik secara tidak wajar yaitu tidak sesuai proses pubertas, maka dapat diindikasikan seseorang tersebut menderita gangguan mental. Hal ini akan sama jika terjadi pula penurunan berat badan secara ekstrem karena berkurangnya nafsu makan. Biasanya penyalahgunaan alkohol atau obat akan menjadi salah satu gejala depresi pada remaja. Hal ini juga membuat seseorang malas memperhatikan penampilannya.

5. Sulit berkonsentrasi
Seseorang dengan gangguan konsentrasi akan berpotensi gangguan mental. Sulitnya berkonsentrasi pada hal-hal sederhana seperti menonton TV, mengikuti pelajaran di kelas, atau makan malam bersama keluarga dapat jadi kemungkinan depresi. Hal ini dapat berpengaruh pada kondisi sosial dan akademik seorang anak. Bahkan, lebih parah dapat pula menyebabkan bunuh diri karena rasa malu dan takut yang mereka alami.

Perihal: Diterbitkan oleh: pada pukul 01.50 WIB

Baca Pula Artikel Terkait Dalam Kategori: .

Terima kasih telah membaca artikel ini . Bila anda menyukainya, anda dapat meninggalkan komentar untuk saran maupun kritik demi memajukan blog ini. Silahkan membaca artikel lain dari BuatInfo.com , Dengan cara klik di sini untuk menuju daftar isi . Di mohon menyertakan https://bb-0.blogspot.com/2013/05/5-Tanda-anak-mengidap-mental-disorder.html dan atau mencantumkan tautan balik untuk artikel ini bila Anda menyalin isinya. Terimakasih.

Posting Komentar